Pages

Kamis, 17 November 2011

Hutan Hujan Tropis Indonesia Sebagai Potensi Dunia




Hutan di wilayah Indonesia ada yang dikategorikan sebagai hutan hujan tropika. Artinya adalah potensi hutan Indonesia termasuk yang menjadi potensi dunia. Seperti yang ada di Pulau Sumatera ada dataran rendah yang terdiri dari hutan pantai, mangrove.

Begitu pula Papua dan Kalimantan yang didiami oleh berjuta-juta spesies ekologi langka mulai dari keanekaragaman flora dan fauna.
Hutan menjadi penghasil karbon dan tidak saja bernilai ekonomis tapi secara geografif dan manajemen siklus air menjadi salah satu mata rantai yang mampu menahan air sehingga kerap dituding sebagai tangki alam untuk bumi. Pepohonan yang lebat dan rindang menjadi tempat hidup beratus satwa liar mulai dari spesies kera, monyet, burung, hewan melata dan berbagai tanaman menjalar. Dunia mengakui kualitas kayu dari pohon-pohon Indonesia sehingga rentang dari pembalakan liar tapi dengan adanya program konservasi dan proyek nasional cagar alam. Tidak boleh lagi ada mismanagement dalam penanganannya.

Menurut Wikipedia, hutan hujan ialah hutan tropis yang banyak menerima hujan. Biasanya memiliki banyak tanaman dan hewan. Para ilmuwan mengatakan lebih dari separuh spesies tanaman dan binatang tinggal di hutan hujan. Juga lebih dari 1/4 obat-obatan berasal dari sini. Hutan hujan hanya meliputi wilayah sekitar 2% dari wilayah tanah bumi, namun hutan hujan masih menyediakan 40% oksigen. Hutan hujan mendapatkan hujan rata-rata 50 sampai 250 inch setahun. Pada tahun-tahun hangat jarang mencapai suhu di atas 93 F atau di bawah 68 F. Memiliki kelembaban rata-rata 77% sampai 88%
Hutan hujan memiliki hamparan dedaunan hijau yang busuk di tanah carpet. Ini disebut lapisan humus. Hutan hujan tropis merupakan salah satu jenis hutan yang ada di dunia, hutan hujan tropis sering disebut sebagai hutan tropis basah. Atas dasar pembagian daerah secara iklim menurut Koppen, zona hutan hujan tropis ini termasuk yang memiliki iklim Af, yang memiliki ciri-ciri utama antara lain: memiliki banyak curah hujan antara 2.000 sampai dengan 5.000 mm/tahun, dengan pola curah hujan tersebut dapat dipastikan Indonesia khususnya daerah Pulau Kalimantan merupakan daerah yang memiliki hutan hujan tropis ini. Demikian pula Papua dan Pulau Sumatera.

Menurut asal-usul pembentukan hutan hujan tropis, diperoleh bahwa hutan hujan tropis merupakan komunitas hasil interaksi antara iklim regional dan biota regional. Vegetasi hutan hujan tropis tidak akan pernah mengalami gugur daun seperti hutan yang ada di daerah-daerah subtropis, seperti sebagian besar Eropa, Asia Timur, dan daerah Asia Barat. Sehingga dedaunan yang hidup didaerah hutan hujan tropis akan selalu berwarna hijau sepanjang tahun (evergreen). Vegetasi yang ada didaerah hutan hujan tropis ini mayoritas ditumbuhi oleh tumbuhan berkayu dan berukuran pohon, memiliki batang bebas cabang antara 30 sampai dengan 50 meter dari permukaan tanah, banyak ditemukan berbagai tumbuhan epifit serta Liana (tumbuhan memanjat) berkayu. Contohnya: Anggrek (Orchidaceae) dan rotan (Calamae), merupakan keluarga palem yang hidup memanjat pada tumbuhan lain biasanya pada tumbuhan berkayu.
Jika dibandingkan dengan jenis hutan lain didunia, hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna yang relatif tertinggi didunia. Keanekaragaman pohon dengan diameter lebih dari 10 cm dapat mencapai lebih dari 100 jenis/ha. Salah satu flora yang hidup di Kalimantan Tengah adalah kelakai (Stenochiaena palustris). Dengan ciri sistem kehidupan di dalamnya dibandingkan dengan sistem kehidupan lainnya secara alami hutan hujan tropis merupakan ekosistem hutan yang paling stabil didunia. Keanekaragaman jenis yang hidup dihutan hujan tropis ini sangat tinggi. Fauna hutan hujan tropis menempati semua lapisan tajuk. Kebanyakan hewan yang hidup merupakan hewan nokturnal (hewan yang aktif pada malam hari) dan arboreal (hewan yang hidup dipohon).
Hutan hujan tropis memiliki fungsi yang vital bagi keberlangsungan hidup semua makhluk yang ada di bumi, dalam hal iklim dunia. Hutan hujan tropis sangat membantu sekali dalam hal menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida yang ada diatmosfer, sehingga mengurangi pula dalam hal efek rumah kaca. Hutan hujan tropis juga merupakan rumah atau habitat bagi keberlangsungan hidup bagi makhluk hidup yang tinggal didalamnya, termasuk flora dan fauna yang terancam punah keberlangsungan hidupnya. Pada saat banyak pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan penebangan hutan secara liar (ilegal logging), hal ini dapat mengakibatkan kepunahan berbagai spesies yang hidup.
Selain fungsi fungsi tersebut ada pula fungsi yang sangat vital, yaitu sebagai suatu sistem peredaran hidrologi bagi bumi. hal ini menggambarkan pergerakkan yang berkelanjutan dari air dibawah, dipermukaan, dan diatas bumi. Jadi tidak heran jika hutan hujan tropis yang masih “perawan” memiliki sungai-sungai yang lebar serta panjang. Pantas saja Indonesia memiliki kepentingan pasca KTT Kopenhagen-Denmark yang baru saja berlalu dengan 5 Usulan Plus 1 yaitu Forest Management dimana dunia harus memberikan kompensasi atau bantuan dari konservasi yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta yang tentu saja akan berdampak jangka panjang untuk BUMI serta manusia yang mendiaminya.

Amazing…………….!

Sumber : http://www.kabarindo.com/

1 comments:

fanturicchio mengatakan...

tambahin karedok atuh kang

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes